Resiko Bertanya pada saya

Pagi ini ada sebuah nama muncul di YM saya, dan berikut adalah cuplikan percakapanku dengannya

Korban (5/14/2008 9:08:51 AM): Pagi
bank_al (5/14/2008 9:10:55 AM): pagi
Korban (5/14/2008 9:11:26 AM): Kata Temen ku Anda Bagian Dari ilmu komputer yach??
bank_al (5/14/2008 9:13:19 AM): nggak, saya hanya pernah menulis dan dipublikasikan di situ
Korban (5/14/2008 9:16:20 AM): ohhh
Korban (5/14/2008 9:16:27 AM): berarti boleh dong tanya2?
bank_al (5/14/2008 9:19:35 AM): selama anda sadar bahwa belum tentu saya bisa menjawab, ya silahkan saja
Korban (5/14/2008 9:20:15 AM): AKu cuman mau tanya tentang roter?
bank_al (5/14/2008 9:22:20 AM): sip
Korban (5/14/2008 9:22:49 AM): untuk menghubungkan 2 router itu perintahnya apa to?
bank_al (5/14/2008 9:23:16 AM): routernya kamu hubungkan dengan apa dulu?
Korban (5/14/2008 9:23:47 AM): dengan router
Korban (5/14/2008 9:23:53 AM): kan ada 2 router
Korban (5/14/2008 9:24:11 AM): trus caranya kita ngeset agar dapat saling connect gimana?
bank_al (5/14/2008 9:24:36 AM): secara fisik, apa yg menyambungkan kedua router tersebut?
Korban (5/14/2008 9:24:52 AM): secara fisik?
bank_al (5/14/2008 9:25:17 AM): iya
bank_al (5/14/2008 9:25:33 AM): oke, menurut kamu router itu apa?

….. si korban berhenti bertanya dan tidak melanjutkan sesi chat tadi …..

Nama penanya saya samarkan dan saya ganti dengan korban, mengingat pagi ini dia menjadi korban karena telah bertanya pada saya dan malah ditanya balik sampai akhirnya si korban ini berhenti bertanya.

Bagi yang pernah menjadi mahasiswa saya dulu (ketika saya pernah menjadi asisten dosen), tentu gaya saya ini sudah tidak asing lagi. Saya memang seringkali tidak langsung menjawab ketika ditanya, melainkan malah balik bertanya dulu sebelum saya menjawab. Hal ini tentu membuat sebagian penanya menjadi kesal karena mereka menginginkan jawaban yang cepat tanpa harus disuruh berpikir dulu. Mengapa saya berlaku demikian? Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain:

  • Saya ingin tahu sejauh mana pengetahuan si penanya agar saya bisa memberikan jawaban yg sesuai dan bisa dicerna oleh si penanya
  • Saya tidak mau memberikan jawaban instan yg membuat penanya tidak berpikir
  • Saya lebih tertarik untuk mengajari orang yg ingin belajar daripada orang yg sekedar mencari solusi cepat untuk menyelesaikan persoalannya

Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda lebih suka memberikan jawaban instan pada penanya demikian (supaya penanya cepat puas dan segera ngacir?), ataukah anda akan iseng seperti saya menginterview balik di penanya agar bisa menjelaskan lebih baik pada penanya? Ataukah anda punya gaya yg lain?

3 respons untuk ‘Resiko Bertanya pada saya

Add yours

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑