Jurus Mencari Jodoh

Berkat adanya YM, aku seringkali dicurhati teman-teman perempuan yg kepingin punya pasangan namun kebingungan bagaimana caranya mencari jodoh. Salah satu diantaranya, sebut saja namanya Lady, mengaku bahwa dia tinggal di sebuah daerah yg terpencil sehingga semua laki-laki yang mendapatkannya menjadi minder dan mundur. Banyak laki2 yg dikenalkan pada Lady, namun semua mundur teratur ketika mengetahui Lady ini pintar dan berpendidikan tinggi.

Tidak hanya Lady, ternyata Ndek dan teman2nya juga mengalami hal yg serupa sehingga frustasi. Tentu saja ke-frustasi-an ini bukan karena tidak ada laki2 yang mendekati. Banyak laki2 yang mendekatinya, namun sialnya yg datang itu belum ada yg cocok dengan kriteria pria idaman yang dinanti2kan.

Kisah Lady ini mengingatkanku tentang masalah yg pernah aku hadapi juga beberapa tahun yang lalu. Aku lihat teman-teman yg kesulitan mencari jodoh ini bukan karena tidak ada laki2 yg tertarik pada mereka. Hanya saja mereka berada dalam kolam yang salah.

Ah, jadi ingat tulisan yg pernah aku tulis di tahun 2004, dan mungkin ada baiknya aku angetin lagi di sini.

Jurus-Jurus Mencari Jodoh I
by: Alfred Alinazar, 30 April 2004

Jurus pertama: “Anda mungkin saja bisa mencari ikan dengan memancing di sungai, kolam ikan, danau, ataupun bak mandi. Namun jika anda ingin lebih mudah mendapat ikan, pergilah ke kolam pemancingan yg ikan2nya sedang kelaparan.”

Kedengerannya jurus di atas itu simple banget, tapi seringkali orang tak sadar bahwa sebenarnya mereka sedang memancing di bak mandi dan berharap mendapat ikan. Begitu banyak orang yg mengeluh sulitnya mendapatkan jodoh, hanya karena masalah simple, mereka tidak berada di tempat pria/wanita idaman berada.

Lingkungan adalah sebuah faktor yg sangat berpengaruh atas sulit atau mudahnya seseorang mencari jodoh. Seringkali kita tak sadar bahwa kita telah berada pada lingkungan yg tidak mendukung untuk mendapatkan jodoh. Namun karena kita tak menyadari itu, maka kita tidak pernah berpikir untuk mencari lingkungan baru yg akan memudahkan kita mencari jodoh.

Contoh saja: mahasiswa yg kuliah di fakultas teknik.

Pada kebanyakan jurusan di fakultas teknik, jumlah mahasiswi sangat sedikit sekali dibandingkan dengan mahasiswa. Oleh karena itu, para bujang lapuk yg sekolah di fakultas teknik, kebanyakan sulit sekali mencari pasangan, wong temennya laki2 semua. Cilakanya, setelah lulus si alumni fakultas teknik ini menjadi kuli (seperti saya), sering bertugas di tengah laut, dan ketemunya batangan lagi batangan lagi. Akibatnya, peluang untuk bertemu si pujaan hati sangatlah kecil.

Saya mempunyai seorang teman yg cukup ganteng dan diidolai banyak wanita. Si teman ini pernah mengeluh seperti ini,”Susah juga ya nyari jodoh. Yg naksir gue sih banyak, tapi nggak ada yg cocok sama kriteria gue. Begitu ada yg cocok sama kriteria gue, eh dianya yg nggak mau sama gue. Jadinya bagaimana dong ?” Ada lagi teman perempuanku yg lagi ditaksir cowok bule bertanya padaku,”Bang, aku ditaksir cowok bule. Dia orangnya perhatian, kaya, pinter, siap menikah dan pokoknya ndak ada kurangnya deh. Anehnya hati gue nggak sreg aja tuk menerima lamaran dia. Sementara cowok2 yg lain nggak ada yg memenuhi kriteria gue. Gue mesti gimana dong Bang ?”

Kedua temanku itu mengalami masalah itu karena mereka berada pada “tempat” yg salah. Mereka berada pada lingkungan di mana pasangan pujaan yg memenuhi kriteria mereka tak banyak ada di situ.

Coba deh kalau si cowok itu berada di tempat yg banyak wanita yg sesuai dengan kriterianya. Peluang untuk mendapatkan satu dari mereka tentunya lebih mudah. Masak sih satu aja dari yg banyak itu ndak ada yg gayung bersambut ?

Demikian juga dengan si cewek. Andai dia berada pada lingkungan yg banyak laki2 kritrianya, maka dia akan punya banyak pilihan. Masak sih satu dari banyak itu ndak ada yg mengena di hati ? πŸ™‚

Untuk menerapkan “jurus cari jodoh I” ini, langkah2 yg harus dilakukan adalah:

– Menentukan kriteria pasangan yg kita inginkan.

– memikirkan kira2 di mana orang2 seperti ini banyak ditemukan.

– memasuki lingkungan itu dan mencari di sana.

Contoh praktis adalah pengalamanku dulu sewaktu mencari cinta. Sewaktu kuliah dulu kebanyakan temanku adalah laki2, karena aku kuliah di fakultas teknik, yg disebut juga dengan fakultas para hombreng. Setelah bekerja, di lingkungan kerja kebetulan ndak ada yg memenuhi kriteria, dan orang2 yg ada di kantor juga tak berubah banyak, sehingga temen kantor ya itu2 aja. Tentu saja ada beberapa tambahan kalau ada yg dipecat dan kemudian hired orang baru. Tapi tetep aja penambahan itu nggak signifikan. Jadi biarpun aku ganteng, pintar dan banyak yg naksir, tapi tetep aja sulit nyarinya, wong aku nyari ikan black ghost di dalam bak mandi, mana bisa ketemu ? (note: black ghost ini adalah ikan yg sangat cantik, harganya mahal, berasal dari sungai amazone)

Menyadari kondisi lingkungan ini, aku mulai menyadari bahwa aku butuh expansi. Aku mencari seorang wanita yg pintar, cantik dan berwawasan luas. Dengan kriteria itu, akhirnya aku masuk milis psikologi, milis alumni dan berbagai milis lainnya yg aku perkirakan banyak wanita seperti itu berada. Aku juga sempat ikutan kurus bahasa perancis di Salemba (di depan UI) dengan alasan yg sama. Selain senang belajar bahasa, aku memperkirakan ada banyak mahasiswi UI yg tentunya pintar2 (dan mungkin juga cantik) akan ikutan kursus tersebut. πŸ˜›

Walhasil, faktor lingkungan ini memang banyak membantuku.

Di kursus perancis perkiraanku salah. Di situ memang ada yg memenuhi kriteria, tapi sudah not available. Dan isi kelas perancis ndak akan berubah sampai naik kelas. Jadi aku harus menunggu naik kelas dulu baru dapat teman baru. Dan aku memutuskan tempat ini bukan tempat yg cocok.

Di milis alumni, ceritanya berbeda. Anggotanya berubah terus dan sebagian besar lulusan UGM, jadi kriteria pintar sudah pada lewat deh, cuma tinggal kriteria2 lainnya. Walhasil ada beberapa yg dilihat2 trus ndak jadi dilanjutin, ada yg dijalanin sedikit terus nggak cocok, ada yg dijalanin cukup lama dan gagal juga, dan berbagai pengalaman lainnya. Namun bagaimanapun, aku tak pernah lagi kekurangan stock, ndak seperti sewaktu aku “berada di bak mandi” dulu. πŸ˜€ Akhirnya aku pun menemukan yg terbaik, sangat sesuai dengan kriteriaku, lebih dari yg pernah ada, dan sekarang telah menjadi istriku. πŸ˜€

Demikanlah kiranya tayanganku tentang jurus mencari jodoh nombor I ini, yg intinya adalah: “Tentukan kriteria wanita/pria pilihan anda, dan masukilah lingkungan dimana mereka banyak ditemukan keberadaannya.”

79 respons untuk β€˜Jurus Mencari Jodoh’

Add yours

  1. umur saya 35 tahun,pekerjaan 02 disuatu perusahaan swasta leasing finance roda 4. saya maencari wanita maksimal umur 35 tahun, yang sabar N setiah kepada suami. bagi WANITA yg berminat hub sy di hp ku 081341700933.

    Suka

  2. jodoh itu kudu dicari…gak ada tuh..yang namanya datang sendiri…ibarat jodoh kayak maen bola mesti kita ngejemput bola..gak ada tuh..perempuan mesti malu…nyari duluan..siapa tau jodoh kita emang monya perempuan duluan yang agresif…klo mo dirumah aja ampe lebaran monyet juga ga dapet2 dech..

    Suka

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑